Wednesday, 11 April 2012
Ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmu dan masyarakat
(baca: orang awam). Sudah menjadi budaya, jurnal ilmiah ditulis dengan
bahasa ilmiah untuk kalangan elit yaitu para ilmuwan yang memahami
topiknya. Kalau sudah begitu jadinya, maka ilmu hanya menjadi milik
ilmuwan, bukan milik masyarakat. Padahal peran utama
iptek adalah untuk kemashlahatan penduduk bumi: semua makhluk hidup.
Disinilah peran jurnalismus, menjadi PR iptek, menjadi sarana
komunikasi antara ilmu dan masyarakat!
Karya ilmiah populer yang baik bukan berarti menulis hasil penelitian
dengan lengkap. Prinsip utamanya adalah mencari sudut pandang yang unik
dan cerdas, serta menggugah rasa ingin tahu pembaca awam. Sebetulnya
menulis ilmiah populer mudah. Berbeda dengan menulis cerpen atau
non-fiksi yang memerlukan keratifitas dan imajinasi tinggi. Dalam
penulisan non-fiksi yang terpenting anda mengumpulkan fakta-fakta,
menyeleksinya, menetapkan fokus dan meramu story. Beberapa tips yang
dapat membantu dalam meramu karya ilmiah populer bisa anda ikuti dalam
tulisan ini.
Menyusun strategi sebelum menulis
Think twice before writing, kata Ken Golstein penulis dari Columbia
School of Journalism. Sebelum mulai menulis ilmiah populer, dan sebelum
anda masuk kepada dramaturgi, sistematik tulisan, detail, setidaknya
anda harus memikirkan strategi berikut:
Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda?
Media apa yang anda pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio, dsb)
Gaya penulisan apa yang paling tepat?
Kira-kira berapa lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan anda?
Empat point diatas sebetulnya teknik dasar jenis tulisan apapun. Untuk
ilmiah populer, teknik itu semakin urgent lagi. Ingat, menulis ilmiah
populer sama dengan menterjemahkan ilmu yang ngejelimet ke dalam bahasa
yang dimengerti secara umum. Tidak semua orang memahami ilmu anda,
apalagi dengan banyaknya cabang ilmu pengetahuan. Spesialisasi ini
menyebabkan seorang ahli paham di bidangnya tapi gak mudeng dengan
bidang lain.
Kepada siapa anda menyajikan tulisan?Seberapa dalam informasi yang akan
anda sajikan tergantung siapa pembacanya. Karya ilmiah populer di
koran umum, tentunya lebih isinya lebih dangkal daripada di majalah
scientific misalnya. Sifat tulisan untuk pembaca umum, lebih
mengedepankan unsur entertainment, dibandingkan tulisan untuk komunitas
spesifik (misalnya majalah khusus komputer). Selain dari segi isi,
karya ilmiah populer untuk komunitas spesifik lebih banyak menggunakan
technical jargon. Boleh saja, sebab disini istilah spesifik tidak akan
asing lagi bagi pembacanya.
Media apa yang anda pilih?
Informasi untuk di internet, televisi, koran atau majalah berbeda cara
penulisannya. Misalnya media televisi mempunyai kelebihan dapat
menampilkan gambar. Sehingga penggunaan teks jauh lebih sedikit. Namun
kelemahan media ini, waktu yang tersedia jauh lebih singkat daripada
media cetak. Cotoh lain, perbedaan antara media cetak dan online. Media
online dengan sifat revolusioner hyperlinks-nya dapat merubah alur
membaca. Kelebihan sifat link ini, anda dapat mengarahkan pembaca kepada
fokus yang anda tuju. Berbeda dengan media cetak misalnya buku,
karakteristik membaca sifatnya linear. Anda mengarahkan pembaca melalui
daftar isi.
Gaya penuturan apa yang paling tepat?Kerahkan imajinasi anda. Kira-kira
bagaimana anda akan menyampaikan informasi paling tepat. Apakah dengan
gaya reportase, menampilkan sosok yang bercerita, atau tutorial
sifatnya.
Kira-kira berapa lama waktu yang tersedia bagi pembaca?
Pembaca koran bisayan lebih sedikit meluangkan waktu membacanya daripada
pembaca majalah. Bukankah koran yang sudah seminggu dinyatakan tidak
aktual lagi? Umumnya pembaca tidak mengorek-ngorek lagi koran yang
sudah bertumpuk selama setahun lamanya. Semakin sedikit waktu yang
tersedia, informasi yang anda sajikan semakin pendek dan harus cepat
menuju sasaran.
Membidik Pembaca: Pilih Topik Menarik
Tulisan ilmiah populer anda dedikasikan untuk pembaca awam. Bukan expert
yang memang berkecimpung di bidangnya. Posisikan diri anda pada
pembaca. Pikirkan, mengapa anda perlu membagi ilmu anda? Apa yang
membuat pembaca dapat tertarik dengan tulisan anda? Beberapa cara
menggelitik motivasi pembaca:
Mengaitkan dengan kondisi aktual
Cth.: Masih segar dalam ingatankita ketika beberapa waktu yang lalu,
Kementrian Komunikasi dan bersama-sama dengan komunitas telematika
Indonesia meluncurkan satu konsep bulan telematika ICT (Information and
Communication Technology) month yang akan jatuh pada bulan Agustus
2003. Tujuan utamanya adalah usaha sosialisasi aplikasi teknologi
informasi dan komunikasi memberikan kontribusi signifikan terhadap
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat…
IlmuKomputer.com, Strategi mengelola situs E-Learning Romi Satria Wahono
Tulisannya dimulai dengan leading kondisi aktual. Sebagian pembaca
mungkin pernah mendengar konsep bulan telematika yang sedang aktual.
Tapi apa sebenarnya di balik konsep itu? Nah dari kondisi aktual inilah
penulis membidik pembaca.
Mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari
Cth.: Sebenarnya menangis saat mengupas/memotong/mengiris bawang bisa
menyehatkan mata. Beberapa pakar percaya, air mata yang keluar karena
rangsangan hawa bawang membersihkan mata dan kelopaknya dari debu dan
kuman. Keluarnya air mata ini membuat mata bening dan berbinar.
pikiran-rakyat, Tak cengeng saat mengupas bawang Febdian Rusydi
Contoh diatas bernuansa entertainment, artinya topik yang dipilih mudah
dicerna, membacanya bersifat refreshing. Mudah dicerna karena
berkaitan erat dengan kejadian sehari-hari. Siapa yang tidak pernah
merasakan perihnya memotong bawang? Lain halnya dengan tulisan ilmiah
hasil penelitian kandungan bawang berikut metodenya. Siapa peduli
membacanya? Ilmiah populer yang berkaitan dengan kejadian sehari-hari
membuat pembaca merasa sedikit lebih clever setelah membacanya. Merasa
puas mengerti apa yang terjadi disekitarnya. Dengan cara ini pembaca
awam menjadi akrab dengan ilmu di luar spesialisasinya.
Menyajikan value added
Cth.: Nama baik & nilai sebuah dotcom bisa jatuh bahkan menjadi
tidak berharga jika dotcom di bobol. Dalam kondisi ini, para hacker di
harapkan bisa menjadi konsultan keamanan bagi para dotcommers tersebut –
karena SDM pihak kepolisian & aparat keamanan Indonesia amat
sangat lemah & menyedihkan di bidang Teknologi Informasi &
Internet. Apa boleh buat cybersquad, cyberpatrol swasta barangkali
perlu di budayakan untuk survival dotcommers Indonesia di Internet.
IlmuKomputer.com, Belajar menjadi Hacker, Onno W. Purbo
Bagi sebagian pembaca awam, hacker suatu dosa berat. Tapi penulis
memilih sudut pandang yang unik: belajar hacker itu penting untuk
keamanan. Dengan penyajian ini, pembaca merasa perlu belajar ilmu si
penulis: ada value added dari topik yang disajikan!
Memperkenalkan ilmu atau temuan baru
Teknologi ini mula-mula dipraktekan di negara yang terkenal dengan
budaya gourmet alias Perancis. Akhir-akhir ini banyak berkembang di
Jerman. Bagaimana tidak, kompor dengan teknologi induksi banyak membawa
keuntungan. Panasnya cepat, mudah diatur. Dan yang paling menentukan,
permukaan kompor dari bahan keramik ini tidak panas sama sekali. Hanya
isi panci anda yang menjadi panas! Amazing bukan? Tidak seperti
kompor listrik, dengan teknologi induksi ini panas tidak terjadi pada
permukaan kompor, melaikan dalam panci itu sendiri. Kochen mit
Induktion, Anja Anja Arp, Servize Zeit wdr.
Memperkenalkan ilmu atau temuan baru serta mengaitkan dengan kebutuhan
masyarakat adalah salah satu tugas penulisan ilmiah populer. Dengan
memperkenalkan iptek, tingkat acceptance iptek itu sendiri semakin
bertambah di kalangan masayarakat. Tidak harus melulu, kebutuhan
sehari-hari, contoh lain sejenis misalnya manfaat penggunaan software
SAP untuk bidang bisnis, teknologi baru operasi dengan laser di rumah
sakit, dsb.
Dengan contoh-contoh diatas anda memahami perbedaan menyolok antara
karya ilmiah dan ilmiah populer. Ilmiah populer seringkali mengangkat
topik yang berkaitan dengan masyarakat awam.
Meramu karya ilmiah populer
Setelah mendapatkan topik yang pas dan bahan-bahansudah terkumpul, tahap
berikutnya meramu bahan-bahan menjadi tulisan yang menarik. Bagaimana
memulai menulisnya? Terkadang tulisan mengalir, bila anda
memposisikan diri anda pada pembaca: seorang professor, ibu rumah
tangga, manajer, politikus, mahasiswa, atau apa saja. Pikirkan apa
yang kira-kira apa yang diperlukan pembaca, pertanyaan apa yang akan
mereka ajukan.
Leading
Struktur klasik karya ilmiah (skripsi, disertasi atau laporan
penelitian) biasanya diawali 20% pembukaan (hasil penelitian aktual,
problematika aktual), 60% inti isi tulisan (metode penelitian, pemecahan
permasalahan), barulah 20% terakhir kesimpulan atau masukan untuk
penelitian ke depan. Seringkali karya ilmiah berhenti pada hasil
penelitian atau pada ilmu itu sendiri.
Tidak demikian halnya dengan sebuah karya ilmiah populer. Tulisan jenis
ini mencoba mengail minat pembaca dari sejak awal tulisan. Siapa
peduli dengan problematika penelitian dan stand terakhir penelitian.
Yang penting pembaca mengetahui, apa pentingnya tulisan ini bagi saya.
Oleh karena itu, leading (pembukaan) sebuah karya ilmiah populer harus
merangsang motivasi pembaca. Leading memuat informasi singkat apa isi
tulisan, tapi bukan rangkuman yang mengurai semuanya. Setelah membaca
leading seharusnya masih tersisa sejumlah pertanyaan yang memotivasi
pembaca mengetahui jawabannya dalam tubuh tulisan.
Pemaparan informasi
Pemaparan informasi dalam tubuh tulisan harus fokus, sesuai dengan tema
yang disitir dalam leading. Buat alur yang menarik, sehingga pembaca
mau mengikuti paragraf demi paragraf sampai selesai. Ada beberapa cara
pemaparan yang baik
Haruskah alur berbentuk piramida terbalik?
Alur piramida terbalik berarti dimulai dari informasi yang terpenting
sampai ke detail yang kurang penting. Keuntungannya, pembaca cepat
mendapat informasi utama. Biasanya model ini dipakai untuk penulisan
hard news (berita singkat). Namun untuk tulisan karya ilmiah yang
komplex dan panjang belum tentu model ini bisa dipakai. Sebab terkesan
membosankan. Hal yang terpenting sudah diketahui di awal, pembaca
merasa sudah cukup dengan paragraf-paragraf awal. Tidak ada unsur
menggelitik rasa ingin tahu lebih lanjut.
Merubah numerasi dan pembagian bab
Anda pasti mengenal struktur klasik sebuah karya ilmiah: bab utama, sub
bab, dst. Atau struktur tulisan dengan pembagian A, A.1, A.2, dst.
Pembagian struktur seperti ini terasa sangat kaku bila anda gunakan
dalam karya ilmiah populer. Namun harus diingat, untuk tulisan yang
cukup komplex pembagian struktur seperti itu sangat membantu.
Gunakan kekuatan kata-kata atau teks untuk memperjelas struktur tulisan.
Misalnya pada bab utama anda tuliskan rangkuman informasi yang
mewakili sub-sub bab selanjutnya. Barulah sub-sub bab memuat detail
informasi. Gunakan juga karakter tulisan yang berbeda, misalnya bold
atau besar huruf untuk menandakan sub kapitel. Dengan begitu penggunaan
abjad atau numerasi yang terasa kaku bisa dihindari.
Alur kronologis
Artinya alur cerita mengikuti satuan waktu: jam, hari, bulan atau
tahunan. Disini patokan waktu explisit tercantum. Contohnya: Karya
ilmiah populer tentang pertumbuhan tanaman selama empat musim. Informasi
disini akan terstruktur sesuai dengan kronologis musim.
Alur proses
Mirip dengan alur kronologis. Disini alur mengikuti proses-proses yang berurutan. Contohnya: tutorial software,
Deduksi
Penulisan ilmiah populer yang berdasar pada deduksi, memulai alur
penjelasan dari hal yang umum menuju hal yang khusus. Contohnya:
kebijakan pemerintah dalam masalah anggaran penelitian dan dampaknya
bagi reset bidang teknologi kimia.
Induksi
Induksi kebalikan dari deduksi: dimulai dari informasi atau fakta-fakta
khusus untuk menentukan kesimpulan yang berlaku umum. Dalam
journalimus induksi dapatberupa penjelasan, anekdot atau analogi yang
menggambarkan prinsip umum. Contohnya: beberapa contoh dan fakta
kerusakan lingkungan. Dari sini dapat diambil kesimpulan kebijakan
politik yang harus diambil dalam rangka pelestarian lingkungan.
Reportase
Dengan jenis pemaparan ini, anda bertutur tentang apa yang anda rekam,
lihat atau rasakan dari tempat kejadian. Dengan penuturan yang baik,
pembaca akan merasa live di tempat kejadian. Sebuah reportase tidak
harus menceritakan kejadian dari awal sampai akhir. Seringkali diambil
fokus tertentu yang diangkat ke permukaan. Contoh ilmiah populer
berbentuk reportase misalnya: seminar atau konferensi ilmiah, observasi
kejadian alam, reportase sebuah experimen ilmiah, dsb.
Problematika penggunaan jargon
Seberapa jauh penulis bebas menggunakan jargon? Gunakan seperlunya
secara tepat. Anda bisa memberikan definisi, terjemahan, atau
penjelasan. Sering juga istilah-istilah asing justru lebih singkat,
padat dan tepat. Namun anda harus berhati-hati terlalu banyak akan
menyulitkan pembaca. Semuanya bergantung dimana dan untuk siapa tulisan
akan anda sajikan.
Menggunakan Defisini
Foodborne disease adalah penyakit yang timbul dari pencernaan dan
penyerapan makanan yang mengandung mikroba oleh tubuh manusia. Penyakit
ini erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Jika tidak memperhatikan
kebersihan makanan dan lingkungan, maka merugikan manusia. Makanan
yang berasal baik dari hewan atau tumbuhan dapat berperan sebagai
media pembawa mikroorganisma penyebab penyakit pada manusia.
www.kharisma.de, drh. Rochmiyati Setiadi
Dalam tulisan diatas foodborne disease adalah istilah baku yang sulit
dibuang. Penggunaan istilah spesifik ini lebih ringkas dan juga tepat.
Definisi cukup diberi sekali diawal.
Menggunakan Terjemahan
Bila tidak terlalu rumit, anda cukup memberikan terjemahan dalam kurung:
Beberapa obat-obatan yang termasuk didalamnya adalah antibiotika,
antihistamin (anti alergi), analgetik (penghilang rasa nyeri),
antipiretik (obat penurun panas), antitusif (obat batuk), dan lain-lain.
www.kharisma.de, Melur Pandan Wangi.
Mencari padanan jargon dalam bahasa Indonesia yang singkat dan padat
tidak selalu berhasil. Dalam kasus ini, bila tidak ada padanannya
gunakan istilah aslinya, dengan penjelasan, definisi. Dapatkah anda
membayangkan seandainya perintah dan menu Word ditulis dalam versi
Indonesia?
Banyak juga jargon yang sudah diterjemahkan dalam bahasa indonesia.
Dalam dunia komputer misalnya: software (perangkat lunak), network
(jaringan), application (aplikasi), computing (komputasi), dsb. Untuk
tips, banyak-banyak membaca tulisan ilmiah populer dari jenis yang sama.
Disitu anda mendapatkan feeling jargon apa saja yang sering digunakan
atau memang belum ada padanannya.
Bila definisi dan terjemahan tidak cukup
Tidak selamanya terjemahan atau definisi dapat memperjelas. Seperti kata
layer yang berarti lapisan dalam konteks tutorial Photoshop:
Berikutnya anda akan belajar menggunakan layer untuk membuat gambar kota tua berlangit biru.
www.kharisma.de, tutorial photoshop, Dian Suprapto
Pembaca paham layer berarti lapisan. Tapi pembaca yang sama sekali buta
software Photoshop akan kesulitan. Oleh karena itu, bukan terjemahan
dan definisi yang diperlukan. Tapi berikan analogi diluar dunia
Photoshop yang mudah dimengerti:
Anda dapat menganalogikan prinsip kerja layer dengan tumpukan lembar
transparensi. Dengan step diatas Anda membuat lembar transparensi gambar
kota tua dengan langit kosong (transparensi 1) dan transparensi
bergambar langit biru (transparensi 2). Bila anda menumpuk transparensi 1
dan 2 (dengan susunan trasnparensi 2 paling bawah) maka akan
menghasilkan gambar kota tuaberlangit biru.
www.kharisma.de, tutorial photoshop, Dian Suprapto
Istilah asing: bila lebih mudah diingat, gunakan!
Tulisan yang sukses biasanya justru pendek, terbatasi secara tegas dan
sangat fokus. ''Less is more,'' lagi-lagi kata Hemingway. Umumnya
tulisan yang baik hanya mengatakan satu hal.
Penaindonesia.com, Seperti tarian burung camar, Farid Gaban
Less is more, kalimat pendek dan mudah diingat. Bila diterjemahkan ke
dalam Indonesia “sedikit justru sebetulnya lebih banyak” gregetnya
kurang! Namun jangan juga terlalu mubazir dalam penggunaan bahasa asing.
Istilah asing: bila tak perlu, tinggalkan!
Penggunaan istilah asing yang rumit dalam satu paragraf, akan mengganggu
kenyamanan pembaca. Ingat: Writing is giving service! Seperti soto
dengan banyak „ranjau“ rempah-rempah daun salam, laus, jahe, daun jeruk.
Anda akan terhenti menikmati soto karena harus menyisihkan rempah!
Jangan pernah berpikir: menggunakan istilah asing agar terlihat elit!
Justru efek sebaliknya yang akan anda dapatkan.
Kadang-kadang pada suatu masa yang sama, dua orang pahlawan muncul
secara bersamaan, pada bidang yang sama, tapi dengan molaritas heroisme
yang relatif berbeda. Salah satu diantara keduanya biasanya mengalami
proses iconisasi atau simbolisasi, dimana ia dianggap sebagai simbol
dari epoch dan genrenya. Namun pada community yang sudah dewasa dan
matang, proses iconisasi itu biasanya tidak berlanjut dengan proses
sakralisasi.
Kata-kata yang bergaris bawah diatas sudah „di indonesiakan“. Namun
pembaca tersandung-sandung mencerna alinea diatas. Dijamin, pembaca
harus membacanya minimal dua kali hingga memahami. Sering ya, kita
temukan istilah asing yang berlebihan.
Bila memang efisien, padukan dengan gambar
A picture tells thousand words, demikian kata pepatah. Seringkali kali
gambar atau grafik lebih mudah dicerna daripada rangkaian kata-kata.
Tapi perlu diingat, gambar saja tidak cukup harus disertai keterangan
yang jelas. Contoh ini berlaku misalnya untuk tutorial. Gunakan
scrennshot menu-menu software untuk memperjelas perintah.
Problematika angka
Penggunaan angka dalam karya ilmiah sudah lumrah. Terutama untuk
menunjukan akurasi atau memperkuat argumentasi. Sama dengan penggunaan
istilah asing atau jargon. Pencantuman angka cukup seperlunya. Bila
terlalu banyak, perhatian pembaca akan tertuju pada angka dengan
demikian kenyamanan membaca menjadi berkurang.
Angka sebagai penguat informasi
Cth.: Saat suhu udara mulai menghangat mulailah jenis bakteri ini
berkembang dengan pesatnya. Terlebih lagi bila ia berkembang pada jenis
makanan tertentu yang memang rawan salmonella, yaitu makanan yang
mengandung protein tinggi. Bila kondisinya sangat menunjang, bakteri ini
akan membelah diri setiap 20 menit sekali, satu bakteri akan
berkembang dalam waktu 5 jam menjadi 45 000.
www.kharisma.de, Salmonella bahaya tak terlihat, Dian Suprapto.
Pencantuman angka disini memberi gambaran jelas: bakteri Salmonella pada makanan dapat bekembang demikian pesatnya.
Angka saja tidak cukup: perlu keterangan lanjut
Kecelakaan lalu lintas lebih sering terjadi pada kecepatan 50km/h. Sedangkan pada kecepatan 200 km/h lebih sedikit.
Tanpa keterangan lebih lanjut, angka-angka diatas terlihat sepintas
tidak masuk akal. Mengapa justru dengan kecepatan tinggi lebih jarang
terjadi kecelakaan? Jawaban logisnya terletak pada penjelasan, bahwa
jarang kendaraan berkecepatan 200km/h, sehingga lebih jarang terjadi
kecelakaan. Namun sayangnya dalam tulisan itu tidak ada sama sekali.
Sama seperti contoh berikut:
Dalam 5 tahun terakhir ini, jumlah penerima hadiah Nobel bidang biologi dari kalangan wanita meningkat 50%.
Angka di atas tidak menunjukan data yang akurat. Bisa saja lima tahun
terakhir jumlahnya ada 4 wanita dan tahun ini menjadi 6 (hanya
penambahan 2 orang).
Pencantuman angka yang tidak perlu
Banyak penulis menyangka pencantuman angka selalu memberi kesan
kompeten! Sekali lagi pertimbangkan baik-baik: apakah pencantuman angka
memberi nilai informasi plus atau tidak. Ingat, Less is more, kata
Hemingway. Angka berlebihan hanya akan mengganggu kenyamanan membaca.
Cth.: Belum jelas terbukti apa penyebab over stimulasi ovarium atau
dikenal dengan istilah OHSS (Ovarian Hyperstimulation Syndrom).
Dikatakan kondisi kritis bagi pasien bila terdeteksi hematokrit (>
43), pembengkakan ovarium (> 12 cm), dst …
Bagi dokter angka-angka diatas penting untuk menegakkan diagnosa OHSS
kritis. Tapi bagi pasien apa artinya? Sebab, pembaca tidak mengetahui
berapa kekentalan darah (hematokrit) yang normal, atau berapa besar
ovarium dalam kondisi normal. Untuk membuat brosur kesehatan bagi
pasien, lebih penting menerangkan simptom yang dirasa pasien. Dan tidak
melulu angka-angka pengukur.
Multi interpretasi angka statistik
Cth.: Wanita terbukti sebagai manajer handal. Hanya 15 dari 1000
perusahaan Jerman yang dimpimpin wanita mengalami bangkrut. Perusahaan
yang dipimpin manajer pria lebih banyak mengalami bangkrut: 21 dari
1000 perusahaan.
Witschaftsmagazin “DM“.
Angka di atas menimbulkan interpretasi ganda:
Wanita memang betul-betul lebih handal daripada pria
Wanita memimpin perusahaan di bidang yang tidak terlalu riskan
Perusahaan yang dimpimpin manajer pria lebih cepat bangkrut? (apakah satuan waktu untuk kedua kubu sama?)
Perusahaan yang dipimpin manajer wanita lebih awet tidak bangkrut? (tapi
toh kalau satuan waktu sama, akankah jumlahnya lebih banyak?
Dengan contoh diatas, penulis belum berhasil memberikan informasi dengan
obyektif. Bila anda mencantumkan angka statistik, perlu memjelaskan
methode pengambilan sample serta satuan-satuan lagi yang mendukung.
Membaca angka lebih payah daripada membaca teks. Mengapa tidak
menggunakan grafik bila lebih membantu kenyamanan membaca?
Sumber:
- Wissenschaftsjournalismus, Winfried Göpfert, 2001
- Manuskript mata kuliah " Textverstehen – Textverständlichkeit –
Textoptimierung unter Verständlichkeitsgesichtspunkten. Göpferich,
Susanne, Technical Writing, university of applied sciences Karlsruhe,
German
Label: BAHASA INDONESIA XI