Wednesday, 11 April 2012
a. Tahap awal stoikiometri
Di awal kimia, aspek kuantitatif perubahan kimia, yakni stoikiometri
reaksi kimia, tidak mendapat banyak perhatian. Bahkan saat perhatian
telah diberikan, teknik dan alat percobaan tidak menghasilkan hasil yang
benar.
Filsuf dari Flanders Jan Baptista van Helmont (1579-1644) melakukan
percobaan “willow” yang terkenal. Ia menumbuhkan bibit willow setelah
mengukur massa pot bunga dan tanahnya. Karena tidak ada perubahan massa
pot bunga dan tanah saat benihnya tumbuh, ia menganggap bahwa massa
yang didapatkan hanya karena air yang masuk ke bijih. Ia menyimpulkan
bahwa “akar semua materi adalah air”. Berdasarkan pandangan saat ini,
hipotesis dan percobaannya jauh dari sempurna, tetapi teorinya adalah
contoh yang baik dari sikap aspek kimia kuantitatif yang sedang tumbuh.
Helmont mengenali pentingnya stoikiometri, dan jelas mendahului
zamannya.
Di akhir abad 18, kimiawan Jerman Jeremias Benjamin Richter (1762-1807)
menemukan konsep ekuivalen (dalam istilah kimia modern ekuivalen
kimia) dengan pengamatan teliti reaksi asam/basa, yakni hubungan
kuantitatif antara asam dan basa dalam reaksi netralisasi. Ekuivalen
Richter, atau yang sekarang disebut ekuivalen kimia, mengindikasikan
sejumlah tertentu materi dalam reaksi. Satu ekuivalen dalam netralisasi
berkaitan dengan hubungan antara sejumlah asam dan sejumlah basa untuk
mentralkannya. Pengetahuan yang tepat tentang ekuivalen sangat penting
untuk menghasilkan sabun dan serbuk mesiu yang baik. Jadi, pengetahuan
seperti ini sangat penting secara praktis.
Pada saat yang sama Lavoisier menetapkan hukum kekekalan massa, dan
memberikan dasar konsep ekuivalen dengan percobaannya yang akurat dan
kreatif. Jadi, stoikiometri yang menangani aspek kuantitatif reaksi
kimia menjadi metodologi dasar kimia. Semua hukum fundamental kimia,
dari hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap sampai hukum reaksi
gas semua didasarkan stoikiometri.
b. Massa atom relatif dan massa atom
Dalton mengenali bahwa penting untuk menentukan massa setiap atom
karena massanya bervariasi untuk setiap jenis atom. Atom sangat kecil
sehingga tidak mungkin menentukan massa satu atom. Maka ia memfokuskan
pada nilai relatif massa dan membuat tabel massa atom (gambar 1.3) untuk
pertamakalinya dalam sejarah manusia. Dalam tabelnya, massa unsur
teringan, hidrogen ditetapkannya satu sebagai standar (H = 1). Massa
atom adalah nilai relatif, artinya suatu rasio tanpa dimensi. Walaupun
beberapa massa atomnya berbeda dengan nilai modern, sebagian besar
nilai-nilai yang diusulkannya dalam rentang kecocokan dengan nilai saat
ini. Hal ini menunjukkan bahwa ide dan percobaannya benar.
Kemudian kimiawan Swedia Jons Jakob Baron Berzelius (1779-1848)
menentukan massa atom dengan oksigen sebagai standar (O = 100). Kini,
setelah banyak diskusi dan modifikasi, standar karbon digunakan. Dalam
metoda ini, massa karbon 12C dengan 6 proton dan 6 neutron
didefinisikan sebagai 12,0000. Massa atom dari suatu atom adalah massa
relatif pada standar ini. Walaupun karbon telah dinyatakan sebagai
standar, sebenarnya cara ini dapat dianggap sebagai standar hidrogen
yang dimodifikasi.
d. Kuantitas materi dan mol
Metoda kuantitatif yang paling cocok untuk mengungkapkan jumlah materi
adalah jumlah partikel seperti atom, molekul yang menyusun materi yang
sedang dibahas. Namun, untuk menghitung partikel atom atau molekul yang
sangat kecil dan tidak dapat dilihat sangat sukar. Alih-alih
menghitung jumlah partikel secara langsung jumlah partikel, kita dapat
menggunakan massa sejumlah tertentu partikel. Kemudian, bagaimana
sejumlah tertentu bilangan dipilih? Untuk menyingkat cerita, jumlah
partikel dalam 22,4 L gas pada STP (0℃, 1atm) dipilih sebagai jumlah
standar. Bilangan ini disebut dengan bilangan Avogadro. Nama bilangan
Loschmidt juga diusulkan untuk menghormati kimiawan Austria Joseph
Loschmidt (1821-1895) yang pertama kali dengan percobaan (1865).
Sejak 1962, menurut SI (Systeme Internationale) diputuskan bahwa dalam
dunia kimia, mol digunakan sebagai satuan jumlah materi. Bilangan
Avogadro didefinisikan jumlah atom karbon dalam 12 g 126C dan dinamakan ulang konstanta Avogadro.
Ada beberapa definisi “mol”:
(i) Jumlah materi yang mengandung sejumlah partikel yang terkandung dalam 12 g 12C. (ii) satu mol materi yang mengandung sejumlah konstanta Avogadro partikel.
(iii) Sejumlah materi yang mengandung 6,02 x 1023 partikel dalam satu mol.
e. Satuan massa atom (sma)
Karena standar massa atom dalam sistem Dalton adalah massa hidrogen, standar massa dalam SI tepat 1/12 massa 12C. Nilai ini disebut dengan satuan massa atom (sma) dan sama dengan 1,6605402 x 10–27
kg dan D (Dalton) digunakan sebagai simbolnya. Massa atom
didefinisikan sebagai rasio rata-rata sma unsur dengan distribusi
isotop alaminya dengan 1/12 sma 12C
Label: KIMIA XI