Wednesday, 4 April 2012
Logaritma (Matematika X)
02:38 | Label: Matematika SMA X
Hai
teman, sekarang tulisanku ini tentang pelajaran matematika yaitu
logaritma dan perpangkatan. Aku ingat dulu pertama kali mendapat
pelajaran logaritma adalah kelas 3 SMP. Apakah sekarang masih tetap atau
sudah dimulai sejak awal-awal SMP ? Kan biasanya kurikulum di sini
cenderung dimajukan .. :P
Dulu aku butuh waktu yang lama untuk
memahami logaritma, hehe maklum, otak pas-pasan :D . Mana pangkat masih
belum paham banget lagi, udahlah pas ulangan jeblok :roll: , jadi curhat
gini .. maap-maap .. langsung saja ya ke pelajarannya.
Logaritma
sebetulnya adalah bentuk lain dari pangkat. Kalau kalian ingin mengerti
logaritma kalian harus paham dulu soal perpangkatan. Kalau belum paham
perpangkatan disini akan aku jelaskan sedikit untuk membantu kalian.
Bentuk pangkat adalah seperti ini : 23= 8
artinya, 2 X 2 X 2 = 8
lihat angka 2 nya ada 3 kan, makanya disingkat jadi 23
nah dari situ kita buat rumus umum, ab= c , artinya a pangkat b sama dengan c.
Lalu
bagaimana dengan logaritmanya ? Seperti aku bilang tadi, logaritma
adalah bentuk lain dari pangkat. Jika kita punya rumus 23= 8 , maka
bentuk logaritmanya adalah 2log 8 = 3. Atau bila dibuat rumus umum maka
akan seperti ini,
alog c = b
Jika kalian sudah melihatnya
polanya maka logaritma akan menjadi mudah, lalu apa sebenarnya polanya?
Sebenarnya yang dicari dalam logaritma adalah pangkatnya, bukan seperti
pangkat biasa yang mencari hasil dari pangkatnya. Lihat perbedaannya
berikut ini,
alog c = b dan ab= c
Jelas bukan? Kalau sudah jelas maka berikut ini adalah contoh-contoh dari pangkat dan logaritma.
1. 23 = 8, dan 2log 8 = 3.
2. 55 = 625, dan 5log 625 = 5.
3. 104 = 10000, dan 10log 10000 = 4.
4. 92 = 81, dan 9log 81 = 2.
5. 79 = 40353607, dan 7log 40353607 = 9.
Nah, pasti kalian sekarang telah mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi tentang logaritma bukan ?
********** Operasi penyederhanaan logaritma **********
Bagian
ini dapat kamu pelajari setelah kamu mengerti penjelasan diatas. Bagian
ini adalah bentuk-bentuk logaritma yang dapat digunakan untuk
memudahkan kita memecahkan suatu soal. Bentuk-bentuk ini mau tak mau
harus dihapal, namun jangan takut karena bentuknya sederhana kok. Lihat
bentuk-bentuk penyederhanaan dari logaritma dibawah ini,
1. alog (c x d) = alog c + alog d
contoh: 2log (8) = 2log (2 x 4) = 2log 2 + 2log 4 = 1 + 2 = 3
2. alog (c : d) = alog c - alog d
contoh: 3log (9) = 3log (27 : 3) = 3log 27 - 3log 3 = 3 - 1 = 2
3. alog cd = d x (alog c)
contoh: 2log 28 = 8 x (2log 2) = 8 x 1 = 8
4. (alog b)(blog c) = alog c
contoh: (2log 65)(65log 8 ) = 2log 8 = 3
5. (alog b) : (alog c) = clog b
contoh: (7log 64) : (7log 2) = 2log 64 = 6
Perpangkatan Dan Akar Bilangan (Matematika X)
02:35 | Label: Matematika SMA X
PERPANGKATAN DAN AKAR BILANGAN
Perpangkatan
Perpangkatan
bilangan adalah perkalian berulang atau berganda bilangan dengan
faktor-faktor bilangan yang sama. Bentuk perpangkatan adalah sebagai
berikut..
a x a x ….x a = aⁿ
n faktor
Bentuk umumnya adalah aⁿ, di mana a disebut bilangan pokok atau bilangan dasar, sedangkan n disebut pangkat atau eksponen.
Contoh :
• 2³ (dibaca dua pangkat tiga) = 2 x 2 x 2 =8
• 5² (dibaca lima pangkat dua0 = 5x 5 = 25
Perpangkatan bilangan sangat berguna untuk meringkas bentuk perkalian berulang dalam jumlah besar.
Selanjutnya kita akan mempelajari babarapa sifat yang berlaku dalam perpangkatan.
Terdapat 6 sifat operasi perpanga\katan yaitu :
(a x b)ⁿ = aⁿ x bⁿ
am x aⁿ = am+n
am : aⁿ = am-n
(a : b)ⁿ = aⁿ : bⁿ
(a)ⁿ = amxn
aⁿ = dengan a 0
Bukti
kebenaran dari sifat-sifat di atas dapat Anda lakukan setalah Anda
mempelajari unit 7 mengenai penalaran induktif dan deduktif. Sementara
ini Anda dapat menggunakan sifat-sifat tersebut untuk menyelesaikan
soal-saol mengenai perpangkatan.
Pada perpangkatan,
bilangan pokok dapat berupa bilangan bulat maupun pecahan, demikian juga
untuk pangkat atau eksponen. Pangkat juga dapat berupa bilangan nol.
Dalam perpangkatan, kedua komponen (bilangan pokok dan pangkat) sama
dengan pentingnya. Namun demikian, perubahan hasil perpangkatan terutama
ditentukan oleh nilai pangkatnya. Oleh karena itu pembedaan nilai
pangkat akan dibahas secara khusus.
Pangkat dapat barupa bilangan
nol, bilangan bulat (positif dan negatif), bilangan pecahan (rasional)
dan bilangan irrasional. Bilangan irrasional tidak dibahas pada bahan
ajar ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema berikut ini.
Pangkat Bilangan
C. Bulat Posetif
1. Bilangan Bulat
a. Bulat Negatif
b. Bulat Nol
2. Bilangan Pecahan
b. Pecahan Posetif
a. Pecahan Negatif
Bagaimana
jika suatu bilangan dipangkatkan dengan nol ? Sembarang bilangan bila
dipangkatkan nol akan maenghasilkan nilai 1, tidak perduli apakah
bilangan pokoknya merupakan bilangan positif atau negative.
Contoh:
● 5° = 1
Seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya perpangkatan bilangan adalah bentuk
perkalian berulang atau berganda. Berdasarkan skema pangkat bilangan,
pangkat dapat berupa bilangan bulat positif atau negatif. Pangkat
bilangan bulat positif merupakan bentuk parkalian perkalian berulang
yang sebenarnya. Nilai pangkat/ekponen menunjukan banyak perkalian
berulang (factor) nilai itu sendiri.
Sembarang bilangan bila dipangkatkan 1 akan menghasilkan bilangan itu sendiri.
Contoh :
● 21 = 2
Baik
bilangan pokok yang merupakan bilangan bulat maupun pecahan, bila
dipangkatkan dengan 1 maka hasil perpangkatannya bernilai tetap sama
yaitu bilangan itu sendiri.
Sembarang bilangan bila dipangkatkan 2 akan menghasilkan perkalian berulang 2 kali bilangan itu sendiri. Contoh :
●32 = 3 x 3 = 9
●102 = 10 x 10 = 100
Sembarang bilangan bila dipangkatkan 3 akan menghasilkan perkalian berulang 3 kali bilangan itu sendiri.
Contoh :
● 43 = 4 x 4 x 4 = 64
● 103 = 10 x 10 x 10 = 1000
Bilangan Berpangkat Dan Bentuk Akar 9.2 (Matematika X)
01:51 | Label: Matematika SMA X
Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Positif
Masih ingat bentuk berikut :
32 = 3 x 3
23 = 2 x 2 x 2
56 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5
Demikian seterusnya sehingga diperoleh bentuk umum sebagai berikut.
Dengan a bilangan bulat dan n bilangan bulat positif Dari pengertian di atas akan diperoleh sifat-sifat berikut.
Sifat 1
an x an = am + n
24 x 23 = (2 x 2 x 2 x 2 )x(2 x 2 x 2 )
= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2
= 27
= 24+3
Sifat 2
am : an = am - n, m > n
55 : 53 = (5 x 5 x 5 x 5 x 5) : (5 x 5 x 5)
= 5 x 5
= 52
= 55 - 3
Sifat 3
(am)n = am x n
(34)2 = 34 x 34
= (3 x 3 x 3 x 3) x (3 x 3 x 3 x 3)
= (3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3)
= 38
= 34 x 2
Sifat 4
(a x b)m = am x bm
(4 x 2)3 = (4 x 2) x (4 x 2) x (4 x 2)
= (4 x 4 x 4) x (2 x 2 x 2)
= 43 x 23
Sifat 5
(a : b)m = am : bm
(6 : 3) 4 = (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3)
= (6 x 6 x 6 x 6) : (3 x 3 x 3 x 3)
= 64 : 34
Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Negatif
Dari pola bilangan itu dapat disimpulkan bahwa 20 = 1 dan 2-n = 1/2n , secara umum dapat ditulis :
Pecahan Berpangkat Bilangan Bulat
Kita
telah mengetahui bahwa pecahan adalah bilangan dalam bentuk dengun a
dan b bilangan bulat (b ≠ 0). Bagaimanakah jika pecahan dipangkatkan
dengan bilangan bulat? Untuk menentukan hasil pecahan yang dipangkatkan
dengan bilangan bulat, caranya sama dengan menentukan hasil bilangan
bulat yang dipangkatkan dengan bilangan bulat.
Contoh:
Tentukan hasil berikut ini!
(1/2)5
Jawab :
Bentuk Akar dan Bilangan Berpangkat Pecahan
Bilangan Rasional dan Irasional
Bilangan
rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan
a, b bilangan bulat dan b ≠ 0. Bilangan rasional merupakan gabungan dari
bilangan bulat, nol, dan pecahan. Contoh bilangan rasional adalah -5,
-1/2, 0, 3, 3/4, dan 5/9.
Sebaliknya, bilangan irasional adalah
bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a, b
bilangan bulat dan b ≠ 0.
Contoh bilangan irasional adalah .
Bilangan-bilangan tersebut, jika dihitung dengan kalkulator merupakan
desimal yang tak berhenti atau bukan desimal yang berulang. Misalnya
√2 = 1,414213562 .... Selanjutnya, gabungan anrara bilangan rasional dan irasional disebut bilangan real.
Bentuk Akar
Berdasarkan
pembahasan sebelumnya, contoh bilangan irasional adalah √2 dan √5 .
Bentuk seperti itu disebut bentuk akar. Dapatkah kalian menyebutkan
contoh yang lain?
Bentuk akar adalah akar dari suatu bilangan yang hasilnya bukan bilangan Rasional.
Bentuk akar dapat disederhanakan menjadi perkalian dua buah akar pangkat bilangan dengan salah satu akar memenuhi definisi
√a2 = a jika a ≥ 0, dan –a jika a < 0
Contoh :
Sederhanakan bentuk akar berikut √75
Jawab :
√75 = √25x3 = √25 x √3 = 5√3
Mengubah Bentuk Akar Menjadi Bilangan Berpangkat Pecahan dan Sebaliknya
Bentuk
√a dengan a bilangan bulat tidak negatif disebut bentuk akar kuadrat
dengan syarat tidak ada bilangan yang hasil kuadratnya sama dengan a.
oleh karena itu √2,√3, √5, √10, √15 dan √19 merupakan bentuk akar
kuadrat. Untuk selanjutnya, bentuk akar n√am dapat ditulis am/n (dibaca:
a pangkat m per n). Bentuk am/n disebut bentuk pangkat pecahan.
contoh :
jawab :
Operasi Aljabar pada Bentuk Akar
Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar dapat dilakukan jika memiliki suku-suku yang sejenis.
kesimpulan :
jika a, c = Rasional dan b ≥ 0, maka berlaku
a√b + c√b = (a + c)√b
a√b - c√b = (a - c)√b
Perkalian dan Pembagian
Contoh :
Tentukan hasil operasi berikut :
jawab :
Perpangkatan
Kalian tentu masih ingat bahwa (a^)" = a^'. Rumus tersebut juga berlaku pada operasi perpangkatan dari akar suatu bilangan.
Contoh:
Operasi Campuran
Dengan
memanfaatkan sifat-sifat pada bilangan berpangkat, kalian akan lebih
mudah menyelesaikan soal-soal operasi campuran pada bentuk akarnya.
Sebelum melakukan operasi campuran, pahami urutan operasi hitung
berikut.
Prioritas yang didahulukan pada operasi bilangan adalah bilangan-bilangan yang ada dalam tanda kurung.
Jika tidak ada tanda kurungnya maka
pangkat dan akar sama kuat;
kali dan bagi sama kuat;
tambah dan kurang sama kuat, artinya mana yang lebih awal dikerjakan terlebih dahulu;
kali dan bagi lebih kuat daripada tambah dan kurang, artinya kali dan bagi dikerjakan terlebih dahulu.
Contoh :
Merasionalkan Penyebut
Dalam perhitungan matematika, sering kita temukan pecahan dengan penyebut bentuk akar, misalnya
Agar
nilai pecahan tersebut lebih sederhana maka penyebutnya harus
dirasionalkan terlebih dahulu. Artinya tidak ada bentuk akar pada
penyebut suatu pecahan. Penyebut dari pecahan-pecahan yang akan
dirasionalkan berturut-turut adalah
Merasionalkan penyebut adalah
mengubah pecahan dengan penyebut bilangan irasional menjadi pecahan
dengan penyebut bilangan rasional.
Penyebut Berbentuk √b
Jika
a dan b adalah bilangan rasional, serta √b adalah bentuk akar maka
pecahan a/√b dapat dirasionalkan penyebutnya dengan cara mengalikan
pecahan tersebut dengan √b/√b .
Contoh :
Sederhanakan pecahan berikut dengan merasionalkan penyebutnya!
jawab :
Penyebut Berbentuk (a+√b) atau (a+√b)
Jika
pecahan-pecahan mempunyai penyebut berbentuk (a+√b) atau (a+√b) maka
pecahan tersebut dapat dirasionalkan dengan cara mengalikan pembilang
dan penyebutnya dengan sekawannya. Sekawan dari (a+√b) adalah (a+√b)
adalah dan sebaliknya.
Bukti
Contoh :
Rasionalkan penyebut pecahan berikut.
jawab :
Penyebut Berbentuk (√b+√d) atau (√b+√d)
Pecahan
tersebut dapat dirasionalkan dengan mengalikan pembilang dan
penyebutnya dengan bentuk akar sekawannya, yaitu sebagai berikut.
Label: MATERI KELAS X